Akibat dari Krisis Energi Pada Ekonomi Bisnis

Pengertian Krisis Energi

Seluruh manusia membutuhkan energi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Terdapat 80 persen energi yang digunakan oleh manusia yang didapat dari pasokan bahan bakar fosil. Jika terjadi ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran energi maka akan terjadi krisis energi. Krisis energi adalah adanya kekurangan dan gangguan yang terjadi pada penyediaan pasokan energi. Sederhananya, krisis energi adalah kurangnya persediaan sumber energi dan terjadinya peningkatan terhadap harga sumber daya seperti minyak bumi. Krisis energi melanda seluruh dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Krisis energi mengancam stabilitas sosial, ekonomi, dan politik. Dampak dari krisis energi adalah meningkatnya harga bahan bakar di berbagai negara mulai dari minyak tanah, solar, dan gas yang sangat mempengaruhi perekonomian masyarakat dunia. 

 

Penyebab Krisis Energi

Krisis energi merupakan masalah yang cukup kompleks dan disebabkan oleh banyak faktor. Terbatasnya persediaan bahan bakar fosil menyebabkan terjadinya krisis energi. Hal ini juga dipicu oleh geliat ekonomi pasca pandemi yang mulai menguat. Penyebab ini menjadikan harga bahan bakar dan permintaan masyarakat semakin melonjak namun sumber daya energi terbatas. Lonjakan ini diakibatkan karena adanya konsumsi energi yang berlebihan. Konsumsi yang berlebihan dapat membebani sumber daya air dan oksigen yang menyebabkan polusi. Konsumsi berlebihan juga didukung karena banyaknya populasi yang semakin over. Peningkatan kebutuhan energi diperkuat dengan adanya ledakan demografis dan ekonomi di negara dan daerah-daerah yang sedang berkembang. Over-nya populasi ini juga menggunakan energi secara boros. Ada banyak masyarakat dunia yang meremehkan pentingnya menghemat penggunaan energi khususnya bahan bakar dan listrik. 

 

Selain itu, kondisi iklim yang ekstrim menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya krisis energi. Kecelakaan-kecelakaan besar seperti patahan atau putusnya jalur utama dan bencana seperti banjir, angin topan, letusan gunung api, serta gempa menyebabkan terhentinya pasokan energi. Terhentinya pasokan energi juga disebabkan oleh banyaknya perang terutama jika terjadi di negara Timur Tengah seperti negara Qatar, Arab Saudi, Irak, dan Kuwait. 

Manajemen dan tata kelola sumber daya energi yang kurang tepat juga menyebabkan Indonesia mengalami krisis energi. Kinerja pemerintah negeri maupun swasta di bidang energi belum memperhatikan geostrategi Indonesia saat membangun perangkat-perangkat sumber daya energi. Pemerintah juga belum mengembangkan sumber energi terbarukan (renewable energy). Indonesia masih mengandalkan energi gas dan minyak bumi. Padahal Indonesia memiliki banyak sekali sumber energi terbarukan seperti panas bumi, angin, gelombang laut, air sungai yang dapat dioptimalkan dan menjadi solusi dari permasalahan krisis energi yang dialami Indonesia. 

 

Antisipasi Dampak Krisis Energi

Masyarakat dunia khususnya masyarakat Indonesia dapat mencegah semakin memburuknya krisis energi. Berikut cara mengatasi dan meminimalisir dampak krisis energi:

  • Peduli Terhadap Perubahan Iklim

Masyarakat negara maju maupun negara berkembang harus memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan perubahan iklim. Masyarakat harus melakukan pengurangan terhadap emisi gas rumah kaca melalui mekanisme lintas batas yang efektif. Jika tidak adanya kepedulian, maka pemanasan global akan semakin meningkat ditambah karena semakin meningkatnya pertumbuhan populasi dunia. Hal ini tidak dapat diremehkan karena perubahan iklim adalah tanggung jawab bersama. 

  • Menggunakan Sumber Daya yang Terbaru

Masyarakat ada baiknya mulai meninggalkan bahan bakar fosil dan menggunakan sumber energi baru terbarukan (EBT) dan teknologi bersih (green technology). Penggunaan energi alternatif yang ramah lingkungan ini dapat membantu mencegah pemanasan global yang kini semakin dirasakan oleh masyarakat dunia. Masyarakat juga perlu mendorong secara masif pengembangan energi terbaru dan terbarukan agar nantinya dapat memberikan cadangan energi yang cukup bagi generasi selanjutnya. Masyarakat juga dapat mendukung pemerintah untuk melakukan pemberhentian penggunaan batubara sebagai sumber utama dalam sektor ketenagalistrikan. Masyarakat dapat mendukung pemerintah untuk mulai memperhatikan sumber lainnya seperti matahari, air, dan angin.

  • Gerakan Hemat Energi

Masyarakat dapat secara kolektif untuk meminimalisir dampak krisis energi dengan cara menghemat energi mulai dari penggunaan pendingin udara (AC), kran air, televisi, dan lampu yang sebaiknya digunakan sesuai kebutuhan dan dimanfaatkan secara hemat. Masyarakat juga dapat menghemat penggunaan bahan bakar minyak (BBM) karena sebagian besar BBM berasal dari impor. Kamu juga dapat membantu menghemat energi dengan mematikan kipas dan lampu saat tidak digunakan dan berjalan kaki atau menggunakan kendaraan umum untuk mengurangi penggunaan bahan bakar dan mengurangi jejak karbon. Melakukan audit energi juga dapat menghemat energi dan uang.

  • Meningkatkan Produksi Migas

Pemerintah dapat memperbanyak eksplorasi migas. Pemerintah dapat memberikan kemudahan dalam izin eksplorasi migas dan memberikan insentif fiskal bagi para investor yang mau memberi investasi di sektor energi. Selain itu pemerintah dapat meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi peraturan-peraturan dengan instansi terkait seperti Kementerian Kehutanan, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Lingkungan Hidup.